Rabu, 24 Agustus 2016

What Will You do if this is WAR ZONE?


(Dalam rangka membersihkan document-document yang ada di Laptop, semuanya diungsikan ke sini, biar abadi.. InsyaAllah. Entah apa yang ada dalam pikiranku ketika menuliskan hal ini. Kalau dibaca kembali memang aut-autan tulisan tersebut. Tapi ndak apalah..)

Di sore hari, jum’at 7 juni 2013 jam 4 sore lewat 58. 
Lama terpikir agar aku menuntaskan tulisan ini,, ahh… wanna start the new one.

Hanya sebuah pikiran yang selalu mengganggu disaat diamku, aku mencoba untuk menuangkannya dalam tulisan.. yaa sebuah tulisan yang “begitu berantakan”,,
Begini, ini bukanlah tentang perang yang saat ini berlangsung di Syria, bukanlah sebuah penindasan yang setiap hari, setiap detik terjadi pada Muslim Rohingya, bukan tulisan tentang jihad di Palestina, bukan tentang kehidupan yang begitu mengerikan jika kita hidup ditahun 1958, dimana kita bagian dari sejarah mengerikan Stalingred, bukan pula kisah yang kubuat untuk mengingatkan kita pada ketidakadilan yang terjadi pada Muslim Chechnya, pembantaian mengerikan di Lebanon tahun 1982 di camp pengungsian Shabra and Shatila…… bukan, bukan itu yang ingin kutulis…!

Just take a minute in your 24 hours, a minute .. just it !

Hahhaa.. senang sekali rasanya.. the world in my fingers, semuanya bisa kulakukan.. aku bisa melihat keadaan di inggris saat ini, aku bisa mengikuti berita terbaru diseluruh dunia, bahkan jika aku cukup “pintar” aku bisa mengikuti perkuliahan di Oxford, yaa semuanya dengan bantuan instan teknologi canggih internet ini.

Kamu bisa mengikuti keseharian band, boyband, girlband, aktris, aktor kesayanganmu… dimanapun mereka berada. Yaa.. contohnya aku.. aku bisa melihat Maher Zain saat dia bagian dari team human appealing datang ke Syria. Yaa.. dan artis lainnya kalian juga bisa update tentang Justin Beiber, Mariah carey, adam Levine, Jason mraz, Christina Aguilera, Selena Gomez, Colbie Cailet, David Gueta, atau yang booming begitu boomingnya artis2 dari korea… cuiiiitt cuiiiitt.. siapa lagi kalau bukan…. (entahlah, kawan kau lebih tau dariku tentang yang ini, karna aku bukan..ehh memang tak mengikuti berita mereka).

TUNGGU DULU, YANG DIATAS BARU CUMA PROLOG DOAANNG..(come on, come along with me…)

Aku mencoba mengaitkan beberapa paragraph diatas dengan paragraph di bawah ini (entah memiliki keterkaitan.. entah enggak… hehhehe)

Sebenarnya tadi, aku baru selesai nonton film Narnia , lagi.. lagi .. lagi dan lagi entah berapa kali film itu kutonton. Yang menarik bagiku dari film ini adalah gaya peperangan nya, peperangan yang mengingatkan ku akan perang pada zaman rasulullah, (beberapa perang yang dijabarkan oleh guru2 ku di sekolah)… aku mencoba “masuk” dalam perang itu, dan merasakan bagaimana rasanya menjadi bagian dalam perang tersebut. Aku berfikir beginikah rasanya perang itu… beginikah rasa hebatnya, dan beginikah rasanya memegang pedang itu. Lalu bagaimana rasulullah melalui semua tahap demi tahap peperangan itu?? bagaimana para sahabat bisa dikuatkan ditengah perang yang berkecamuk ?? (jangan bilang ini hanya kun fayakun)… bagaiman ketepatan memanah saat kondisi sulit seperti itu?? Bagaimana para sahabat dan pejuang kita dahulu berfikir tepat disaat2 kritis?? (ingatkan bagian si peter menyuruh si Edward berbalik, karna situasi yang tidak memungkinkan, nahh saat itu kuda si peter kena panah lawan, dia terjatuh… lalu apa tindakan yang diambil si Edward ?).. ( kalau lupa ,tonton sendiri dehh :D)

NAH.. SEBENARNYA SEBENARNYA… INI BELUM INTINYA JUGA…, 

(lagi susah mikirin apa yaaa selanjutnya…. Padahal tadi menggebu-gebu ingin menyelesaikan ini  -_-, gara2 film Narnia tadi tuu….! ) 

Jam 5 sore lewat  54… terdengar dari masjid seberang kost-ku suara Muhammad Thaha Aljunaidi mengalun indah melantunkan Surat Almulk (salah satu surat fovoritku, surrah favorit kamu apa?? … #plakkk … apa ??? ga punya surrah favorit?? )

Langsung aja deehh.. jadi begini, ini yang kufikirkan , kita.. kita adalah generasi yang hidup atas darah perjuangan2 generasi kita dahulu. Ehh.. gak ini, delete lagi..
Ehemm…, jika kita hidup pada masa sulit dimana peperangan terus terjadi, jika kita dilahirkan dizaman penjajahan, jika kita adalah warga Bolivia, jika kita adalah muslim pattani, jika kita adalah warga rohingya, jika kita adalah muslim Chechnya, jika kita adalah orang irak, jika kita hidup pada masa perang rusia-jerman, jika kita bangsa Lebanon, jika kita adalah warga afganistan, jika kita hidup di Syria, jika kita adalah warga palestina,, apa yang akan kita lakukan?? Atau kita berandai2 bagian dari perang nyata di film Narnia itu?? Apa tindakan kita???

uuuppss.. tunggu dulu,, tapi tidak kawan… nyatanya kita diberi kemudahan, kita hidup di negeri dan di masa yang damai sejahtera sentosa aman terkendali, dimana kita tidak harus melalui saat-saat perih menjadi bagian dari korban perang, dimana kita tidak harus melihat mayat yang bergelintangan dan ternyata itu adalah mayat saudara kandung kita sendiri,, tidaaakkk.. !! kita hidup di negeri yang begitu damai, perang tak ada, dan kita tidak harus menjadi bagian dari sejarah terburuk, kita aman.

Kita tidak tinggal di camp pengungsian, kita tinggal di rumah yang nyaman (ahhh… aku cukup tau bagaimana rasanya tidur ditenda, cukup bagiku kuliah lapangan mengingatkanku akan camp pengungsian korban perang, sungguh.. sungguh tidak nyaman, kadang kita harus berbagi tempat tidur dengan lintah atau pacet… ohhh Allah, tidak lagi jangan yang seperti itu --->> panjang ceritanya masa suram kuliah lapangan, masa2 tidur bagaikan korban perang, tidur beralaskan hujan yang mengguyur, tiba2 tidur dibangunkan oleh dentuman bom ehh.. teriakan para asisten.)

Kawan, kita aman, kita di zona aman. Berbanding terbalik, dengan sudut yang melebihi  360 derajat, susah dijabarkan dengan rumus ve samadengan es per  te .. susah dijabarkan dengan aljabar linear bahkan rumus runyam fisika sekalipun, atau rumus algoritma ( #plakk truss apa hubungannya !), bahwa hidup kita memang berbeda dengan mereka yang hidup dinegara2 pergolakan, kita aman, kita tak mendengar dentuman bom saat tidur, kita aman dan kenyataannya memang kita di zona aman.

Lalu ketika aman itu bisa kita defenisikan pada waktu yang sama, kita enak2an diatas kasur didepan laptop, sibuk kasak kusuk cari berita terbaru tentang idola pujaan antah brantah sementara dibelahan bumi lain seorang anak menangis, menangis bukan karna koneksi internetnya putus tiba-tiba.. menangis karna 2 menit yang lalu ia masih melihat senyum keluarganya tapi tiba-tiba semuanya….,, kita amankah??

Bebas dari cekaman rasa takut yang dialami oleh  anak2 korban perang.. memang kita bebas dari rasa itu. Tapi aku selalu menjurumuskan diriku kedalam zona bahaya tersebut, dan berpikir bagaimana jika aku berada pada posisi anak-anak korban perang tersebut??.. bagaimana jika aku dilahirkan pada saat perang tabuk?.. bagaimana jika aku berusia 7 tahun pada saat zaman penjajahan?? Bagaimana jika aku adalah warga Afganistan, yang terang-terangan kapan saja bisa diciduk oleh petugas dan langsung di bawa ke Guantanamo tanpa ada kasus ke pengadilan sedikitpun? Bagaimana jika aku adalah anak 12 tahun Palestina yang harus hidup di camp pengungsian bertahun2?? Bagaimana jika aku adalah warga irak yang siap memegang senjata AK 476, lalu disangka teroris?... 

Pertanyaan nya adalah : apa yang harus aku lakukan jika aku berada pada salah satu posisi tidak aman tersebut ??

Lalu haruskah aku berteriak.. ohh tidakkkk Robert Pattinson tolongggg lah penggemar mu ini,  Lee Min Ho (benar ga tulisannya??) tolong akuuu, bieber kumohon tolongggggg aku… zain malik bawa akuu, aku tak mau hidup di Negara perang ini, rihanna… plisssss take me out…,, Adam Levine tolongggg akuuu (biiuuhhhh……..!!!)

Kondisi alay tersebut hanya terjadi jika aku sefanatik itu, adakah kejadian yang lebih lucu lagi daripada hal ini?? ( mengingat otak aku hanya di penuhi mereka-mereka yang antah brantah itu, bukan “aku” yang sedang mengetik ini lohh :P)

(yaa begitulah, jika ada yang merasa terzhalimi setelah membaca tulisan cakar ayam ini, mohon didoa’kan yang baik-baik untuk penulis yaa.. :D )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar