Kamis, 06 April 2017

YOUR MOUTH

Your mouth sometimes can be cruel, the most weapon to break other's heart, the ultimate weapon to put dozen of tears in the eyes as well as in the deep of heart.

ya mungkin kita tidak sengaja melontarkan suatu perkataan yang menyakitkan, kita menyangka itu perkataan biasa, tapi si penerima perkataan tersebut malah berurai air mata. Kalau sudah begini, lalu apa yang lebih kejam dari mulut itu sendiri?

Tidak sengaja atau memang tak berperasaan mengeluarkan perkataan yang menyinggung, haduuh pliss sampai kapan kita harus pandai menjaga ucapan. Jika apa yang ada pada diri kita dimintai pertanggungjawaban suatu saat, lalu bentuk pertanggungjawaban seperti apa yang kita beri kepada yang telah menciptakan kita?? Jika terus-terusan lupa menjaga lisan.

Ingat, seperti paku yang tertancap lalu dicabut kembali, ada bekas nya kan??
seperti itu lah perkataan yang kita lontarkan, memang sudah dimaafkan. Tapi siapa yang tahu bahwa sakitnya masih berbekas, masih terasa dan kadang pada suatu waktu tertentu sakit dikatai itu bisa kembali lagi seperti semula. Karena memaafkan belum tentu bisa melupakan walaupun mereka berusaha untuk melupakan. Forgiven but not forgotten.

Jangan remehkan airmata mereka yang keluar karena perkataan yang kita sangka "ah itu biasa saja", karena sekali ia berdoa dalam sujud panjangnya~ terimalah akibat hidup tak nyaman dan selalu saja ada kesusahan yang menimpa.

Ini bukan dendam loh ya. katakan, bagaimana ia harus berdamai dengan dirinya setelah perkataan menyakitkan yang dia terima?? kepada siapa lagi dia mengadu?? Kepada siapa dia tumpahkan airmata nya? kalau tidak didalam sujudnya, satu-satuNYA yang bisa menenangkan hatinya.

Bercanda tentu ada batasnya. Periksalah perkataan kita, apakah itu pantas dikeluarkan?. Apakah itu tidak menyinggung?.

Memang tinggal di Desa, pendidikan ndak seberapa, tapi jangan lihatkan isi otak kita seperti itu, jangan biarkan mulut kita mulut rendahan. Memang tinggal di kota (atau sok kotaan), tapi jangan biarkan perangai kita perangai sombong yang mengundang celaan.

Akhir kata, saya kadang memang suka becanda dan disini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang tersinggung dan untuk selanjutnya semoga  kita semua bisa meningkatkan kualitas mulut dan bicara agar enak didengar dan ndak menusuk hati hingga mengeluarkan air mata orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar