Minggu, 19 Juli 2015

MENUNDA

Haii.. semuaa,

Dan ya apa kabar dengan Tugas Akhir ku?? Anyway, ini hampir sampai pada finishnya. Yap. Hampir.

Tapi aku memutuskan untuk mundur selangkah, yang artinya selamat tinggal Wisuda Agustus.

Aku memutuskan, bukan sembarang memutuskan.
Memang keputusan ku ini, di nilai kebanyakan orang adalah keputusan bodoh.. ketika wisuda sudah di depan mata, aku malah mundur untuk seminar hasil.

Aku sedih??
Ya amat sangat.

Aku bahagia?
Ya aku bahagia.

Aku bahagia, karena ini lah sebenarnya yang ku ingin kan. Walaupun akan banyak pertentangan dari segala arah. Tapi jauh dari lubuk hatiku, harus dan ini lah yang aku katakan: aku memang memilih untuk mundur. Mundur dengan menyiapkan strategi perang ku sendiri, bukan mundur untuk menghindari perang, aku hanya ingin bertempur dengan kualitas yang menurutku mengerahkan segala kemampuan terbaik yang ku punya ~yeeaaahhh

Aku pengecut?
Silahkan nilai seperti itu.

Ada momen dimana kamu ingin menyuarakan keinginanmu, tapi semua orang menentangmu, semua orang menilai mu bodoh. Dan ini lah yang kurasakan. Aku hanya ingin berdiri di keputusan ku, keputusan yang telah ku timbang baik dan buruknya, keputusan... pastinya nanti ada resiko, dan aku siap terhadap resiko itu.

Salah satu resikonya, bayar uang kuliah untuk semester 9. Itu kan yang dihindari semua orang? Akan ku korbankan 1.250.000 untuk keputusan ku. Congkel tabungan yang tadinya untuk new bag, softlens, all books yang sangat sangat ingin dibeli.

Aku tidak mengatakan uang senilai itu sangat kecil. Ya, itu nilai yang sangat besar, aku sadar akan hal itu.

Lalu, resiko lainnya? Aku siap untuk itu. Aku hanya ingin Allah menolong hamba yang lemah ini.

Aku memilih untuk mundur,
Mundur menyiapkan segala yang harus ku kuasai untuk ku tampilkan. Bukan, bukan maksudku mencari kesempurnaan di research ini, aku hanya ingin memaksimalkan kemampuan ku. Ku katakan, aku tidak bisa tergesa-gesa dalam segala hal. Ya, silakan nilai aku adalah orang yang lembek. Ketika semua orang berebut memasukkan bahan seminar hasil, aku- yang kata orang bodoh, malah mundur.

Orang mengatakan, aku mengecewakan pembimbing ku, yang telah mempercayai semuanya padaku. Dan maaf, aku tidak bisa mengemban kepercayaan besar itu. Silahkan nilai aku dari kacamata kalian semua~ silahkan dan kalian berhak akan hal itu.

Bagi ku telah cukup untuk terus hidup dalam perkataan orang lain, meng-iyakan apa yang orang lain mau terhadap diriku, mengikuti pattern omongan besar mereka, mengikuti hitungan pengecut mereka, bagi ku sudah cukup.

Aku tidak hidup hanya untuk ini saja, dan kedepan nya akan banyak hal yang menuntut kepercayaan diriku untuk mengambil keputusan. Aku memilih keputusan, yang menurutku dan sudah ku hitung baik buruknya, dan aku tidak bisa lagi mendengar pendapat serampangan mereka.

Aku terbawa arus omongan mereka, yang seharusnya aku hanya tinggal berusaha sedikit lagi.. untuk melihat dunia luar. Tapi apa? Aku terbawa hitungan serampangan bodoh, aku mengikuti pendapat mereka, aku mengabaikan keinginan ku sendiri, dan sekarang tinggal-lah aku dengan hanya menyaksikan punggung teman-teman yang sukses sebentar lagi menginjakkan kaki ke negeri lain.

Dengan kegagalan ku itu, aku sudah beberapa kali memberikan harapan palsu ke orang tua ku sendiri. Saat itu aku merasa aku adalah orang yang paling bodoh sedunia, mengecewakan mereka. Mengecewakan orang tua- beliau yang pertama menyemangatiku ketika mimpi telah ku temukan jalanku dan orang pertama yang menyemangatiku ketika aku jatuh merebut mimpi itu

Aku rasa ketika itu aku hanya perlu berusaha sekali lagi, tanpa harus menghiraukan perkataan bodoh mereka -meletakkan mimpi-. Dan sekarang mimpi itu benar-benar ku letakkan begitu saja, hingga saatnya nanti ku temukan stir ku lagi, aku berjanji tidak akan lagi mengikuti pattern bodoh mereka ! ini hidup ku dan ini jalan ku ! aku belajar dari kegagalan ku ini, dan terserah apapun perkataan kalian terhadap keputusan ku, semoga Allah selalu memberiku petunjuk.

Dan sama halnya dengan ini. Walaupun mereka memilih untuk maju, itu hak mereka. Dalam hal ini, ini juga adalah hak ku untuk memilih mundur/menunda.

Aku hanya ingin berusaha sekali lagi, yaa sekali lagi, ketika memang saatnya untuk tampil, aku akan tampil. Aku hanya ingin untuk yang terakhir ini mengedepankan kualitas, bukan kuantitas. Hak kalian semua yang ingin mengedepankan kuantitas, tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, aku hanya ingin menyiapkan sesuatu yang menurutku harus ku persiapkan dari awal, ketika nanti aku menemukan stir mimpi ku lagi. Dan mudah-mudahan penundaan ini, adalah modal bagiku untuk meraih mimpi ku. Mudah-mudahan penundaan ini baik untuk hidupku, untuk orang tuaku, untuk orang yang mengharapkan ku, dan yang terpenting untuk agama-ku, semoga Allah ridhai semua ini.

Aku menulis ini dalam keadaan bahagia, sedih, takut, kecewa, berharap, senang, menangis, tertawa, dan menangis sekali lagi tentunya.

Semua perasaan jadi satu, and do you know how it’s feel like ?? no, don’t tell me. Coz you don’t know it at all.

Suatu saat aku ingin membaca tulisan ini kembali, sebagai lambang.. aku telah berdiri di keputusan ku sendiri and nothing to lose.

Belajar lah untuk mengambil keputusan sendiri
Belajar lah untuk tidak~hanya sekedar mengikuti omongan orang lain.
Karena dampak semua itu, kita sendiri yang menanggung.
Jika pun, salah.. kamu telah memiliki value dalam dirimu sendiri.
Asalkan tidak bertentangan dengan Alqur’an dan hadis, majulah.. majulah apa yang menurutmu benar karena ini hidupmu,
Biarkan orang lain berkata apa.. bukan kah mereka ada untuk mewarnai perjalanan hidupmu

Yaa muqalibal qulub…

Padang, 11 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar